Arti Simbiosis Parasitisme dan Contohnya pada Hewan
Hubungan antara makhluk hidup dibedakan menjadi tiga. Pertama adalah hubungan yang menguntungkan antara dua atau lebih makhluk. Kedua adalah hubungan yang menguntungkan di satu pihak, namun tidak merugikan di pihak lainnya. Sedangkan yang terakhir adalah untung di satu pihak, tapi pihak lainnya rugi atau disebut simbiosis parasitisme.
Hubungan ini merupakan hal yang pasti ada dalam setiap makhluk hidup. Tanpa adanya hubungan ini, kemungkinan besar makhluk hidup akan mati. Salah satu jenis hubungan yang akan dibahas adalah hubungan parasitisme yang umum terjadi di dunia hewan.
Pengertian dan Artinya
Dalam penjelasan sebelumnya, dijelaskan bahwa simbiosis parasitisme merupakan hubungan yang rugi di satu pihak, namun membuat untung pihak yang lain. Pihak yang dirugikan disebut sebagai inang, sedangkan pihak yang mengambil manfaat atau untung disebut parasit.
Kondisi hubungan ini bisa saja membuat pihak yang dirugikan mati atau mengalami penyakit. Namun hubungan ini tak bisa dihilangkan begitu saja, sebab merupakan hukum alam yang secara sengaja atau tidak sengaja terjadi.
Jenisnya
Di dunia sains, sebenarnya simbiosis parasitisme terbagi dalam dua bagian. Pembagian ini diklasifikasikan dari parasit atau makhluk hidup yang merugikan inang. Pertama merupkan hubungan inang dengan parasit ekto, parasit ini akan tinggal bersama dengan makhluk lain atau inangnya.
Nantinya parasit ekto akan mencari sari nutrisi dari luar inangnya. Jadi bisa disimpulkan bahwa parasit ekto hanya menempel saja, namun tidak mengambil sari nutrisi yang mendukung pertumbuhan inang. Walau hanya menumpang dan menempel, namun jenis parasit ini tetap merugikan karena membuat mobilitas inangnya menurun.
Berikutnya adalah parasit endo, jenis yang ini berarti parasit hidup langsung di dalam tubuh makhluk hidup lainnya. Dengan kata lain, jenis simbiosisnya sangat merugikan karena parasit tak hanya menempel, tapi juga mengambil sari nutrisi dari inangnya. Apabila tak dipisahkan, bisa saja makhluk hidup yang menjadi inang akan mati.
Contohnya di Dunia Hewan
Agar lebih paham tentang hubungan antar makhluk hidup ini, akan lebih mudah membahasnya lewat contoh simbiosis di dunia hewan. Misalnya bagaimana hubungan antara sapi dengan cacing yang hidup dan tinggal di dalam hati sapi.
Karena tinggal di organ tubuh tersebut, cacing ini bergantung, tinggal, dan makan dari organ tubuh tersebut. Karena mengambil sari makanan di dalam organ vital ini, sapi pun kehilangan nutrisi yang harusnya mendukung tumbuh kembangnya. Lama kelamaan, sapi bisa mengalami banyak penyakit dan berakhir mati jika kondisinya parah.
Berikutnya adalah walang atau belalang, hewan yang seringkali ditemukan di padang ilalang, sawah atau ladang. Meski memiliki fungsi sebagai makanan tingkat pertama dalam ekosistem rantai makanan, namun sebenarnya walang bersifat parasit.
Ia akan memakan daun, menyerang bunga tanaman, hingga membuat buah menjadi rusak dan busuk. Bahkan di sawah, walang bisa menyebabkan gagal panen karena menyerang padi dan memakan bulirnya. Jika tak dibasmi, walang akan membuat padi kosong dan menyebabkan kesulitan bagi petani.
Manusia juga menjadi inang bagi nyamuk, contoh lain dari simbiosis yang merugikan. Parasit dari manusia cukup banyak, salah satunya adalah nyamuk. Nyamuk akan menghisap darah, yang nantinya nyamuk gunakna untuk mematang sel telur.
Hal tersebut bisa saja mengakibatkan kemerahan serta alergi pada tubuh, hewan ini pun mendatangkan penyakit pada manusia. Jika kondisi memburuk, manusia bisa saja mati karena membawa penyakit yang nyamuk bawa. Itulah buruknya akibat dari simbiosis parasitisme di dunia hewan.
